Article

Mengenal Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvesional, Mending Ikut yang Mana Ya?

14:48, 22 October 2024

Perbedaan perbedaan asuransi syariah dan konvensional2

 

Kamu pasti sering mendengar ucapan “semoga panjang umur” dari orang terdekat di hari ulang tahun. Biar bisa mewujudkan harapan tersebut tentu banyak hal yang harus dipersiapkan sejak masih muda. Untuk mencapai umur panjang yang nyaman dan bahagia, kamu harus menjaga tabungan, investasi, dan yang paling penting adalah kesehatan. Selain itu kamu juga butuh proteksi ekstra dari berbagai resiko yang menimbulkan kerugian di masa depan yang bisa menghambat rencana kamu. 

 

Untuk menjaga diri dari hal tersebut, kamu bisa menambah proteksi diri dengan bantuan asuransi. Asuransi dapat meringankan beban finansial dan mengamankan tabungan kamu dari berbagai kerugian mulai dari aset, kesehatan, hingga jiwa. Saat ini ada dua jenis asuransi yang bisa kamu pertimbangkan yaitu asuransi syariah dan konvensional. Nah kira-kira mana nih yang sesuai sama kebutuhan dan prinsip kamu? Yuk kenali perbedaan asuransi syariah dan konvensional! 

 

Pengertian Asuransi Syariah dan Konvensional 

 

Sesuai namanya, asuransi syariah berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat dan hukum islam.  Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia No. 21/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, asuransi syariah (Tamin, Takaful atau Tadhamun), asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan /atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Dapat disimpulkan bahwa prinsip utama asuransi syariah adalah tolong menolong  (tafakul/ta’awun) dengan cara mengumbulkan dana kontribusi peserta (tabarru’). Pada pelaksanaanya, dana tabarru’ hanya digunakan untuk empat hal, yaitu ujrah (upah pengelola asuransi), santunan asuransi (klaim risiko), membayar reasuransi, dan surplus underwriting. Pada asuransi syariah, keuntungan maupun merugian dibagi berdasarkan kesepakatan. 

 

Berbeda dengan asuransi syariah, asuransi non syariah atau asuransi konvensional berlandaskan prinsip jual beli resiko yang disebut transfer risk. Pengelolaan asuransi dilakukan dengan memberikan perlindungan dalam bentuk pengalihan resiko atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ke perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko. Asuransi konvensional menerapkan prinsip indemnity (ganti rugi), subrogation (subrogasi), dan utmost good faith (kesetiaan yang paling tinggi).

 

Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

 

Dengan prinsip yang berbeda, asuransi syariah dan konvensional memiliki beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya. Berikut perbedaan asuransi syariah dan konvensional yang bisa kamu pelajari untuk jadi pertimbangan kamu sebelum daftar: 

 

  1. Kontrak Perjanjian 

Pada asuransi syariah, kontrak atau akad adalah akad hibah (akad tabarru’) sebagai bentuk tolong menolong atau saling menanggung resiko antara peserta (ta’awun)  sesuai syariat islam. Sedangkan asuransi konvensional yang berlandaskan jual beli resiko menghubungkan peserta asuransi dan perusahaan asuransi melalui sebuah kontrak kesepakatan. 

 

  1. Kepemilikan Dana

Dana asuransi pada asuransi syariah (dana tabarru’) dimiliki secara bersama-sama oleh seluruh peresta asuransi. Saat terjadi resiko pada salah satu peserta, peserta lainnya akan mengumpulkan dana  tabarru’ untuk menanggung resiko tersebut dengan cara menyalurkan dana ke pengelola asuransi. Pada asuransi konvensional dana asuransi dikelola oleh perusahaan asuransi. Dana perlindungan peserta berasal dari premi yang dibayar oleh peserta setiap bulan. 

 

  1. Surplus Underwriting

Surplus underwriting adalah selisih lebih total kontribusi peserta ke dalam dana tabarru’ untuk dibagikan ke peserta. Konsep surplus underwriting secara umum lebih dikenal dalam asuransi syariah karena sesuai dengan prinsip yang berlandaskan nilai tolong menolong. Dalam asuransi konvensional, kelebihan dana dari premi akan menjadi keuntungan perusahaan. 

 

  1. Klaim 

Perbedaan asuransi syariah dan konvensional juga terletak pada proses pembayaran klaim. Pembayaran klaim asuransi syariah berasal dari dana tabarru’ yang merupakan dana bersama peserta asuransi. Proses klaim asuransi konvensional dapat dilakukan langsung dari rekening pengelola yaitu perusahaan asuransi. 

 

  1. Pengawasan 

Karena berlandaskan syariat islam, asuransi syariah diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan. DPS bertugas untuk memastikan pengelola asuransi menjalankan usaha sesuai dengan syariat islam.  Asuransi konvensional diawasi oleh OJK dan lembaga lainnya seperti Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) untuk asuransi umum dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk asuransi jiwa. 

  1. Larangan 

Larangan keuangan syariah menjadi perbedaan asuransi syariah dan konvensional. Dalam transaksi keuangan syariah ada beberapa nilai yang dilarang diantaranya adalah maysir (untung-untungan), gharar (ketidakjelasan), dan risywah (suap).

 

Jadi, mending ikut asuransi syariah atau konvensional ya? Selain mempertimbangkan hal-hal diatas, kamu juga harus mempertimbangkan rencana jangka panjang kamu. Pertimbangkan kondisi finansial serta manfaat dari jenis asuransi yang kamu pilih. Asuransi Jaga Jiwa dari JAGADIRI dengan premi mulai dari 23 ribuan aja dengan proses cepat dan tanpa repot bisa melindungi kamu hingga satu tahun kedepan. Lengkap dengan santunan meninggal dunia karena kecelakaan dan bukan karena kecelakaan, bisa dapat diskon hingga 10%*. Pelajari di sini buat dapat perlindungan maksimal dari JAGADIRI. 

Recent News


Product Suggestion

Fast response Whatsapp
  • Untitled design  5
  • Group 1758
  • Group 1757  1
  • Laps sjk logo